Pendekatan
dalam Ilmu Politik
A.Pendekatan
Negara
Menurut
Roger F. Sultau dalam bukunya berjudul ‘Introduction to Politics’, “Ilmu
Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut; hubungan antara negara dengan warga
negaranya serta dengan negara-negara lainnya”
B. Pendekatan
Kekuasaan
Menurut
Haroled D. Laswell dan A. Kaplan dalam buku mereka ‘Power Society’
mengungkapkan bahwa “Ilmu politik adalah mempelajari pembentukan dan pembagian
kekuasaan”
C.
Pendekatan Pengambilan Keputusan
Menurut
Joyce Mitchell dalam buku berjudul ‘Political Analysis anda Public Policy’
mengungkapkan bahwa “Ilmu Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau
pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya”
D.
Pendekatan Kebijaksanaan
David
Easton dalam buku miliknya yang berjudul ‘The Polical System’ mengutarakan
bahwa, “Ilmu Politik merupakan studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum”
E. Pendekatan
Pembagian (Distribusi)
Dalam
buku berjudul ‘Who Gets What, When and How’, Harold laswell menutarakan bahwa
“Ilmu Politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana’’
F. Pendekatan Legal/Institusional
Pendekatan
ini sering disebut sebagai pendekatan tradisional. Bahasan tradisional
menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalahkedaulatan,
kedudukan, dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan
seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Pendekatan ini bersifat
normatif, membahas lembaga sesuai dengan UUD, dan peraturan lainnya. Pendekatan
ini memakai standar Eropa Barat dan pendekatan ini pecah sebelum Perang Dunia
II. Kajiannya berupa ilmu terapan yang regulasi dan struktur.
G. Pendekatan Perilaku
Pendekatan
perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal, karena
tidak banyak member informasi proses politik yang sebenarnya. Pendekatan ini
hanya menganggap lembaga-lembaga formal sebagai kerangka kegiatan manusia,
bukan sebagai titik sentral. Namun dalam perkembangannya, muncul kritik bahwa
pendekatan perilaku tidak mempunyai relevansi dengan realitas politik dan
terlalu banyak memusatkan perhatian pada masalah yang kurang penting. Dan tidak
peduli terhadap masalah-masalah sosial pada masa itu. Pendekatan ini pecah
setelah Perang Dunia II, dan lebih melihat pada realita dan fakta.
H. Pendekatan Neo-Marxis
Sementara
para penganut pendekatan periaku sibuk menangkis serangan dari sarjana
pasca-perilaku, muncullah kritik dari kubu yang lain. Kebanyakan kalangan
Neo-Marxis adalah cendekiawan yang enggan menggabungkan diri dalam organisasi
besar seperti partai politik atau terjun aktif dalam kegiatan politik praktis.
Para
Neo-Marxis di satu pihak menolak komunisme dari Uni Soviet karena sifatnya yang
represif., tapi tidak setuju dengan banyak aspek dari masyarakat kapitalis.
Begitu pula mereka kecewa dengan kalangan sosial-demokrat karena dianggap gagal
menghapuskan banyak kesenjangan sosial dan dilihat gagal mempertahankan
nilai-nilai demokrasi. Kebanyakan kalangan Neo-Marxis ini adalah cendekiawan
yang berasal dari kalangan borjuis yang enggan menggabungkan diri dalam
organisasi. Hanya ada satu atau dua kelompok yang militan, antara lain golongan
Kiri Baru ( New Left) Ada juka Pendekatan Marxis yang lahir karena
adanya protes dari kaum proletan pada kaum borjuis yang melahirkan sosialis
demokrat (proses evolusi) dan sosialis komunisme (proses revolusi). Sedangkan
pendekatat Non Marxis lahir dari kaum borjuis asli.
I. Teori Ketergantungan(Dependency
Theory)
Adalah
kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia
Pertama dan Dunia Ketiga. Kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih
hidup, hanya saja dalam bentuk lain. Yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara
kaya terhadap negara-negara kurang maju(negara Dunia Ketiga). Negara-negara
maju memang telah melepaskan tanah jajahannya, namun pada kenyataannya mereka
masih mengontrol perekonomiannya. Yaitu ketergantungan pada pusat. Jika pusat
(metropolitan) hancur, satelit (peri phery) pun ikut hancur.
J. Pendekatan Pilihan Rasional(Rational
Choice)
Inti
politik menurut pendekatan ini adalah individu sebagai actor terpenting dalam
dunia politik Bagaimanapun juga Pendekatan Rational Choice sangat
berjasa untung mendorong usaha kuantifikasi dalam ilmu politik dan
mengembangkan sifat empiris yang dapat dibuktikan kebenarannya. Pada pendekatan
pilihan rasional, semua harus rasional. Pendekatan ini lahir dalam keadaan
damai dan penerpannya menitikberatkan pada efektif & efisien untuk mencapai
tujuan.
K. Pendekatan Institusional Baru
Institusional
Baru merupakan bentuk penyimpangan dari institusional lama. Instit usional lama
mengupas lembaga-lembaga kenegaraan(aparatur negara) seperti apa adanya secara
statis. Sedang institusionalisme baru melihat institusi negara sebagai hal yang
dapat diperbaiki kea rah tertentu. Pendekatan ini merupakan suatu visi yang
meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan.
Pendekatan Institusionalisme Baru lahir sebagai penyimpangan dari
Institusionalisme Lama. Perbedaan dengan Institusionalisme Lama ialah perhatian
Institusional Baru lebih tertuju pada analisis ekonomi, kebijakan fisikal dan
moneter, pasar dan globalisasi ketimbang pada masalah konstitusi yuridis.
Pendekatan ini juga menginspirasi suatu negara untuk merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar