Senin, 19 September 2016

MASALAH-MASALAH KONTEMPORER KEWARGANEGARAAN

Delapan permasalahan kontemporer dalam kewarganegaraan tersebut meliputi:
Pertama,  kegagalan pendidikan kewarganegaraan di republik weimar dalam mendidik warga negara agar memiliki komitmen terhadap peraturan hukum  (rule of lawi) dan demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan di bawah rezim totaliter menjadi instrumen pengrusak dasar-dasar hak asasi manusia dan kebebasan.
Kedua, proses kewarganegaraan memulai dengan mendefinisikan hak-hak dan warga negara di bawah kerangka negara-bangsa menurut kriteria suprasional. Dengan demikian, proses ini telah meberikan suatu peningkatan  pengamanan politik atau alternatif bagi penjaminan hak-hak asasi manusia dalam konteks bangsa. Proses kewarganegaraan ini telah berkembang pada skala  upaya menyelesaika pertikaian internasional di mana negara-negara Barat, khusunya amerika Serikat dan sekutunya secara solid berhasil memegang kekuatan untuk menghancurkan kekuatan lain yang di anggap membahayakan perdamaian dunia dan kepentingan menurut persepsinya. Pengalamanskutu untuk menghentikan gerakan militer jepang pada PD II, menumpas kekuatan thaliban di afghanistan, dan melumpuhkan kekuasaan sadam husein di irak merupakan bukti pembentukan aliasi multinasional yang menempatkan masalah kewarganegaraan pada level global. Misi yang diemban oleh negara-negara sekutu tersebut berkedok hak asasi manusia  dan kebebasan bagi umat manusia. Dari fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa secara langsung atau tidak langsung. masalah kewarganegaraan telah menjadi agenda politik internasional.
Ketiga, adanya peningkatan dalam identitas komunikasi internasional yang telah menghantarkan masalah HAM dan kebebasan begitu cepat meluas lintas negara-bangsa sehingga telah menjadi fokus dan argumen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keempat, yang terkait dengan faktor ketiga adalah  internasionalisasi upaya penyidikan yang lebih tajam dari pada yang terjadi di bawah liga Bangsa-Bangsa  dan dewan lain seperti Organisasi Buruh Internasional  atau Biro Pendidikan  Internasional di Janewa, Upaya internasionalisasi pendidikan dominan melalui aktivitas PBB di bawah UNESCO  dan UNICEF dan sejak tahu 1970-an yang besar pengaruhnya adalah Bank Dunia (World Bank).
Kelima, peningkatan transportasi internasional mengakibatkan terjadinya perpindahan warga negara dalam jumlah besar dari satu negara ke negara lain bahkan memungkinkan seseorang meiliki rumah hunian di negara lain.
Keenam. sangat terkait denga faktor keliama adalah pertumbuhan internasionalisasi industri, bisnis, dan periklanan serta ketergatungan  ekonomi bangsa-bangsa. Perusahaan-Perusahaan multi nasional semakin teratur dan bidang industri lebih berperan dalam berkompetisi secara global dari pada negara.
Ketujuh, keterkaitan yang kuat dengan internasionalisasi komersial dan transportasi adalah internasionalisasi polusi, Adanya kesadaran terhadap penghijauan dunia dan kesadaran yang semakin tinggi terhadap sumber daya alam, kenyatan sepertiga penduduk dunia menempati bagian utara dunia, adanya kerusakan lingkungan daratan, lautan dan atmosfer yang tidak mungkin di bebankan kepada sebuah negara melainkan tanggung jawab bersama. Sekaitan dengan semua ini, tekanan baru adalah ancaman pertumbuhan penduduk dunia  yang menjadi penyebab kemiskinan dan kerusukan lingkungan.
Kedelapan, dengan redanya pertentangan militer antara Timur dan Barat, sebagai arena pasca perang dunia dingin, maka perlombaan senjata telah berubah menjadi persaingan dalam bidang ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar