MEKANISME SISTEM
POLITIK
A.
Mekanisme Sistem Politik Menurut David Eastond
David Easton berpendapat untuk membangun
mekanisme sistem politik yang berorientasi empirik dilakukan melalui 2 ( dua )
tahapan yaitu
Tahap pertama:
Teori system umum ( General system theory ) dari David Easton
didasarkan beberapa asumsi, yaitu ( Chilcotte, 145-146 ):
Pertama, pencarian
pengetahuan empiric yang reliabel ( dapat dipercaya ) memerlukan teori yang
sistematis, nama bagi tertib generalisasi yang tertinggi. Pengetahuan
ilmiah adalah bersifat teoritis dan didasri dengan fakta-fakta, tetapi
fakta-fakta itu sendiri tidaklah menjelaskan peristiwa dan harus ditata
sedimikian rupa. Ilmu politik telah menjadi disiplin pengumpulan fakta dan juga
telah memberi sumbangan bagi reformasi masyarakat penerapan pengetahuan.
Kedua, mereka yang
mempelajari kehidupan politik harus memandang system politik sebagai suatu
keseluruhan daripada hanya memusatkan pada pemecahan persoalan-persoalan
tertentu. Teori harus menggabungkan pengetahuan reliabel dengan data-data yang
empiric. “Teori tanpa fakta bisa menjadi seperi kapal tanpah nahkoda”.
Ketiga, riset tentang
system politik berasal dari dua fakta yaitu data pesikologoi dan data
situasional. Data pesikologis terkait dengan kepribadian dan motivasi dari para
partisipasipan dan data situasional berkaitan dengan kegiatan yang dibentuk
oleh pengaruh-pengaruh lingkungan. Pengaruh-pengaruh ini berasal dari
lingkungan fisik ( perbedaan topografi dan geografi dari bangsa-bangsa,
lingkungan organis yang non manusia( flora dan fauna ), dan lingkungan social (
manusia, tindakan, dan reaksinya ).
Keempat, kehidupan politik bisa digambarkan sebagai
berada dalam ketidak seimbangan ( disequilibrium ).
Ketidak seimbangan mengakibatkan tidak hanya perubahan atau konflik tetapi juga
perlawanan terhadap keseimbangan ( equilibrium ) yang
merupakan suatu kondisi yang tidak pernah terwuud, semacam situasi normal yang
merupakan suatu abstraksi murni. Keseimbangan merupakan konsep yang ada dalam
pikiran pekerja sosial, suatau alat yang bersifat heuristic dan
sederhana untuk membantu memahami dunia empirik.
Usaha
Easton untuk membangun teori meliputi perumusan tentang:
1. Suatu
kerangka kerja umum
2. Suatu
pusat perhatian pada seluruh system daripada hanya pada bagianibagianya saja
3. Suatu
kesadaran tentang pengaruh linkungan atas system itu
4. Suatu
pengakuan tentang adanya perbedaan antara kehidupan politik dalam keseimbangan
dan kehidupan politik alam ketidak keseimbangan.
David Easton menolak konsep Negara karena konsep ini
dianggap sering membingungkan dan memiliki aneka ragam makna: sistem baginya
menjanjanjikan konseptiualisasi yang jelas. Demikian juga, diantara
konsep-konsep yang banyak jumlahnya, power merupakan satu-satunya konsep yang
menonjol dan bermanfaat untuk mempelajari untuk mempelajari kehidupan politik.
Walau demikian power berhubungan dengan pembentukan dan pelaksanaan politik
yang otoritatif dalam masyarakat. Power bersandar pada kemampuan untuk
mempengaruhi tindakan orang lain dan control terhadap cara orang lain membuat,
melaksanakan kapasitas dan menentukan kapasitas dan memnentukan
kebijakansanaan. Suatu kebijaksanaan terdiri dari tindakan pembuatan keputusan
dan tindakan yang membagi-bagikan nilai-nilai kemasyarakatan dengan secara
syah.
Menurut
Easton atribut-atribut sistem politik antara lain meliputi:
1. Perilaku
identifikasi dalam bentuk unuit-unit dan perbatasan-perbatasan
2. Input
dan output
3. Differerensiasi
di dalam system
4. Integritas
dalam system
Atribut
di atas di gambarkan sebagai mana sekema di bawah ini
Penjelasan pada gambar diatas
Input adalah pemberi makan sistem
politik. Input terdiri atas dua
jenis: tuntutan dan dukungan. Tuntutan dapat muncul baik dalam sistem
politik maupun dari lingkunganintrasocietal maupun extrasocietal.
Tuntutan ini dapat berkenaan dengan barang dan pelayanan (misalnya upah, hukum
ketenagakerjaan, jalan, sembako), berkenaan dengan regulasi (misalnya keamanan
umum, hubungan industrial), ataupun berkenaan dengan partisipasi dalam sistem
politik (misalnya mendirikan partai politik, kebebasan berorganisasi).
Tuntutan yang sudah terstimulasi kemudian
menjadi garapan aktor-aktor di dalam sistem politik yang bersiap
untuk menentukan masalah yang penting untuk didiskusikan melalui
saluran-saluran yang ada di dalam sistem politik. Disisi lain, dukungan (support)
merupakan tindakan atau orientasi untuk melestarikan ataupun menolak sistem
politik. Jadi, secara sederhana dapat disebutkan bahwa dukungan memiliki dua
corak yaitu positif (forwarding) dan negative (rejecting)
kinerja sebuah sistem politik. Setelah tuntutan dan dukungan diproses di dalam
sistem politik, keluarannya disebut sebagai output, yang menurut Easton
berkisar pada dua entitas yaitu keputusan (decision) dan tindakan
(action). Output ini pada kondisi lebih lanjut akan
memunculkan feedback (umpan balik) baik dari kalangan dalam
sistem politik maupun lingkungan. Reaksi ini akan diterjemahkan kembali ke
dalam format tuntutan dan dukungan, dan secara lebih lanjut meneruskan kinerja
sistem politik. Demikian proses kerja ini berlangsung dalam pola siklis.
Tahap
Kedua
Di dalam karyanya yang
lain - A Framework for Political Analysis (1965) dan A
System Analysis of Political Life (1965) Chilcote menyebutkan bahwa
Easton mulai mengembangkan serta merinci konsep-konsep yang mendukung karya sebelumnya
– penjelasan-penjelasannya yang abstrak – dengan coba mengaplikasikannya pada
kegiatan politik konkrit dengan menegaskan hal-hal sebagai berikut:[9]
§ Masyarakat
terdiri atas seluruh sistem yang terdapat di dalamnya serta bersifat terbuka;
§ Sistem
politik adalah seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas
perilaku sosial, dengan mana nilai-nilai dialokasikan ke dalam masyarakat
secara otoritatif. Kalimat ini sekaligus merupakan definisi politik dari
Easton; dan
§ Lingkungan
terdiri atas intrasocietal dan extrasocietal.
Lingkungan intrasocietal terdiri
atas lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luarbatasan
sistem politik tetapi masih di dalam masyarakat yang sama. Lingkunganintrasocietal terdiri
atas:
a. Lingkungan
ekologis (fisik, nonmanusia). Misal dari lingkungan ini adalah kondisi
geografis wilayah yagng didominasi misalnya oleh pegunungan, maritim, padang
pasir, iklim tropis ataupun dingin;
b. Lingkungan biologis (berhubungan dengan keturunan ras). Misal dari
lingkungan ini adalah semitic, teutonic, arianic, mongoloid, skandinavia,
anglo-saxon, melayu, austronesia, caucassoid dan sejenisnya;
c. Lingkungan
psikologis. Misal dari lingkungan ini adalah postcolonial,
bekas penjajah, maju, berkembang, terbelakang,
ataupun superpower; dan
d. Lingkungan
sosial. Misal dari lingkungan ini adalah budaya, struktur sosial, kondisi
ekonomi, dan demografis.
Lingkungan extrasocietal adalah
bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan
sistem politik dan masyarakat tempat sistem politik berada. Lingkunganextrasocietal terdiri
atas:
§ Sistem
Sosial Internasional. Misal dari sistem sosial internasional adalah kondisi
pergaulan masyarakat dunia, sistem ekonomi dunia, gerakan feminisme, gerakan
revivalisme Islam, dan sejenisnya, atau mudahnya apa yang kini dikenal dalam
terminologi International Regime (rezim internasional) yang
sangat banyak variannya.
§ Sistem
ekologi internasional. Misal dari sistem ekologi internasional adalah
keterpisahan negara berdasar benua (amerika, eropa, asia, australia, afrika),
kelangkaan sumber daya alam, geografi wilayah berdasar lautan (asia pasifik,
atlantik), isu lingkungan seperti global warming atau
berkurangnya hutan atauparu-paru dunia.
§ Sistem
politik internasional. Misal dari sistem politik internasional adalah PBB,
NATO, ASEAN, ANZUS, Europa Union, kelompok negara-negara Asia
Afrika, blok-blok perdaganan dan poros-poros politik khas dan menjadi fenomena
di aneka belahan dunia. Termasuk ke dalam sistem politik internasional adalah
pola-pola hubungan politik antar negara seperti hegemoni, polarisasi kekuatan,
dan tata hubungan dalam lembaga-lembaga internasional.
Seluruh pikiran Easton mengenai pengaruh lingkungan ini
dapat dilihat di dalam bagan model arus sistem politik berikut:
Model arus sistem politik di atas menunjukkan arus
lingkungan, baikintrasocietal maupun extrasocietal,
mampu mempengaruhi tuntutan dan dukungan yang masuk ke dalam sistem politik.
Terlihat dengan jelas bahwa skema ini merupakan kembangan lebih rumit dan rinci
dari skema yang dibuat Easton dalam karyanya tahun 1953. Keunggulan dari model
arus sistem politik ini pandangan Easton lebih merinci pada sistem politik pada
hakikatnya bersifat terbuka. Dua jenis lingkungan, intrasocietal dan extrasocietal mampu
mempengaruhi mekanisme input (tuntutan dan dukungan) sehingga
struktur proses dan output harus lincah dalam mengadaptasinya.
Tuntutan dan dukungan dikonversi di dalam
sistem politik yang bermuara pada output yang dikeluarkan oleh Otoritas.
Otoritas di sini berarti lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan
keputusan maupun tindakan dalam bentuk policy (kebijakan),
bukan sembarang lembaga, melainkan menurut Easton diposisikan oleh negara (state).
Output ini kemudian kembali dipersepsi oleh lingkungan dan proses siklis
kembali berlangsung.
B. Mekanisme Sistem
Politik Menurut Gabriel Almond
Gambriel Almond menerapkan suatu tipeologi
pada system nasional. Bersama-sama ilmuan komparatif politik lainya,
Almond rumusan yang baru, memanfaatkan system politik sebagai dasar dan
berbelok ke serangkaian konsep yang berhubungan dengan struktur dan fungsi
konsep Almond tentang system politik muncul melalui beberapa tahap (
Chilcotte 162
Tahapan
Pertama
Tipologi awal tentang system politik dari Almond,
yang dijelaskan dalam artikelnya yang ditulis tahun 1956, berisi beberapa aspek
diantaranya;
1. System
lebih berguna daripada proses, system lebih menunjukan keseluruhan,
interaksi di antara unit-unit di dalam keseluruhan, stabilitas dalam interaksi
tersebut yang ia gambarkan sebagai keseimbangan yang sedang berubah ( changing
equlibirium ).
2. Almond
sepenuhnya bersandar pada Max Weber dan Talcott Parsons dlam menjelaskan system
politik dari tindakan. Tekananya pada tindakan menjadikan pengamat politik
dapat menghindari untuk menggambarkan system semata-mata sebagai suatu kesatuan
formal atau illegal. Bukannya bersandar pada konsep-konsep seperti lembaga,
organisasi, atau kelompok, Almond berpaling kepaada peranaan dan struktur.
Peranan merupakan unit-unit system politik yang bereaksi, dan struktur
merupakan interaksi. Penggunaan istilah memungkinkan kita melakukan
penyelidikan tidak hanya lembaga-lembaga formal akan tetapi juga lembaga-lembaga
informal ( seperti keluarga ).
Tahapan
kedua
Menurut pendat Almond, sistem politik adalah
merupakan sistem interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka. Sistem
itu menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Almond menggunakan pendekatan
perbandingan dalam menganalisa jenis sistem politik, yang mana harus melalui
tiga tahap, yaitu:
1.
Tahap mencari informasi tentang sobjek. Ahli ilmu politik memiliki perhatian
yang fokus kepada sistem politik secara keseluruhan, termasuk bagian-bagian
(unit-unit), seperti badan legislatif, birokrasi, partai, dan lembaga-lembaga
politik lain.
2.
Memilah-milah informasi yang didapat pada tahap satu berdasarkan klasifikasi
tertentu. Dengan begitu dapat diketahui perbedaan suatu sistem politik yang
satu dengan sistem politik yang lain.
3.
Dengan menganalisa hasil pengklasifikasian itu dapat dilihat keteraturan
(regularities) dan ubungan-hubungan di antara berbagai variabel dalam
masing-masing sistem politik.
Menurut Almond ada tiga konsep dalam menganalisa
berbagai sistem politik, yaitu sistem, struktur, dan fungsi.
Sistem dapat diartikan sebagai suatu konsep ekologis yang
menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan,
yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya. Sistem politik merupakan organisasi
yang di dalamnya masyarakat berusaha merumuskan dan mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang sesuai dengan kepentingan bersama. Dalam sistem politik, terdapat
lembaga-lembaga atau struktur-struktur, seperti parlemen, birokrasi, badan
peradilan, dan partai politik yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu, yang
selanjutnya memungkinkan sistem politik tersebut untuk merumuskan dan
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaannya.
Almond mengatakan bahwa sistem politik mempunyai
cirri-ciri yang bersifat universial dan bahwa untuk tujuan teoritik dan
analisis, ciri-ciri ini dapat dikonseptualisasi kedalam pendekatan skematik
untuk melakukan studi perbandingan politik. Empat ciri-ciri tersebut antara
lain adalah:
1. Semua
sistem politik memiliki struktur politik
2. Fungsi
yang sama diperlihatkan dalam semua sistem politik
3. Semua
sistem politik bersifat multifungsional
4. Semua
sistem politik tidak dapat dipisahkan dari proses kebudayaan
Ke empat ciri ini menjadi dasar bagi studi
komparatif tentang sistem politik dari Negara-negara berkembang. Almond
berpendapat bahwa struktur yang sama ditemukan dimanapun, tetapi untuk
mengetahui letaknya, pertanyaan-pertanyaan fungsional yang betul harus diajukan.
Tahapan
Ketiga
Sebagaimana
tahapan berikut ini.
I. Konsepsinya
tentang system poliitik berkaitan dengan “interdependensi”, tetapi bukanharnoni. Penekanan
terhadap interdependensi merupakan usaha untuk menghadapi
kritik-kritik yang mengatakan bawah pendekatanya mengandung bias yang sangat
bersifat statistis dan konsevatif, karenaia menekankan pada ekuilibirium atau harnonidari
bagian-bagian
II. Teori
system bersifat dinamis dan bukan statis dan konsevatif karena pendekatan ini
memperbolehkan melakukan pengamatan perkembangan pola-pola
III. System
politik sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh dan yang dibentuk oleh
lingkunganya
Dalam hal ini Almond mengikuti langkah Easton,
tetapi ia memberikan subtansi kepada teori denngan menunjukkan pada pengalaman
nyata dari beraneka ragamnya bangsa-bangsa dan pada situasi yang nyata
sebagaimana pendapatnya digambarkan pada diagram system politik di bawah ini
Gambar
diagram sistem politik menurut Gabriel Almond
Diagram diatas menjelaskan elemen-elemen dari sistem
politik , dan istilah-istilah yang di difinisikan dan di diskusikan secara
luas. Dalam arti sistem politik terdiri dari banyak bagian yang satu sama lain
saling bergantungan, meliputi lembaga-lembaga pemerintahan dan semua struktur
dalam aspek-aspek politiknya. Dimana semua itu ada garis batasan diantara
sistem dan lingkungannya. Ruang input danoutput sangat
berpengaruh bagi sistem dalam ruang lingkup sistem dan lingkungan. Dalam
diagram tersebut, Almond menunjukkan empat contoh tuntutan dan empat contoh
dukungan yang menjmin sistem menjadi input dan menunjukkan
empat jenis transaksi yang berhubungan dengan output dari
prose. Diagram ini menggabungkan tiga tingkatan fungsi kedalam rumusan,
sebagaiman dijelaskan di bawah ini:
Tingkatan pertama terdiri dari enam fungi konversi
yaitu: artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, komunikasi politik,
pembuatan peraturan, penerapan peraturan dan pengadilan peraturan. Fungsi
ini berhubungan dengan inputsyang berupa tuntutan dan inputs yang
berupa dukungan dan dengan outputs yang berupa keputusan
dan outputs yang berupa tindakan seperti yang telah terinternalisasidalam
sistem politik.
Tingkatan kegiatan kedua berupa fungsi kapabilitas:
pengaturan, pembagian, dan tanggapan simbolis. Fungsi ini berhubungan dengan
penampilan sistem pada lingkungannya.
Tingkatan kegiatan ketiga adalah fungsi pemeliharaan
dan fungsi adaptasi yang meliputi sosialisasi politik rekruitmen politik.
C.
Kesimpulan
Dari
sini saya menarik kesimpulan mengenai pendapat Gabriel A. Almond tentang mekanisme sistem
politk sebagaimana berikut ini:
1. semua
sistem politik mempunyai sturukut politik
2. semua
sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi yang sama
walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan struktur. Kemudian
sistem politik ini, strukturnya dapat diperbandingkan, bagaimana fungsi-fungsi
dari sistem-sistem politik yang dijalankan dan bagaimana pula cara atau gaya
melaksanakannya.
Uraian
Easton mengenai mekanisme sistem politik kendati abstrak dan luas tetapi
unggul dalam pencakupannya. Artinya, teori Easton ini mampu menggambarkan
kinerja sistem politik hampir secara holistik dan sebab itu
sering disebut sebagai grand theory.Uraian Easton juga bersifat
siklis, dalam arti sebagai sebuah sistem, sistem politik dipandang sebagai
sebuah organisme hidup yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
sendiri, mengalami input, proses, output, dan dikembalikan sebagai feedback kepada
struktur input. Struktur input kemudian merespon dan kembali menjadi input ke
dalam sistem politik. Demikian proses tersebut berjalan berputar selama
sistem politik masih eksis, dan
bagi Easton hanya ada satu otoritas yaitu otoritas Negara;
Peran dalam mekanisme output (keputusan dan tindakan)
bersifat eksklusif yaitu hanya di tangan lembaga yang memiliki
otoritas;
Easton menekankan pada keputusan yang mengikat dari
pemerintah, dan sebab itu:
(a) keputusan selalu dibuat oleh pemerintah yang
legitimasinya bersumber dari konstitusi dan (b) Legitimasi keputusan
oleh konstitusi dimaksudkan untuk menghindari chaos politik;
dan
Bagi Easton sangat
penting bagi negara untuk selalu beroperasi secara legitimate
Tidak ada komentar:
Posting Komentar